Minggu, 01 Mei 2016

Gunung Raksasa Tidur (Sumba Timur)

GUNUNG RAKSASA TIDUR
SUMBA TIMUR




Sumba merupakan sebuah pulau yang menyimpan begitu banyak objek wisata yang menawarkan keindahan-keindahan yang menakjubkan. Sehingga banyak sekali wisatawan baik manca negara maupun wisatawan lokal rela berkunjung untuk menikmat karya Tuhan yang agung yang ada di pulau Sumba. Pulau ini menyimpan objek-objek wisata yang sangat luar biasa, diantaranya pantai berpasir putih, upacara tradisional yang khas, tarian dan pakian tenunan tradisional yang menawan, even tradisional, dan masih banyak lain lagi yang bisa dirasakan di Pulau ini.
Sumba Timur khususnya, merupakan gerbang masuk di Pulau ini memiliki banyak objek wisata yang sangat luar biasa. Ada yang sudah sering di kunjungi dan bahkan ada yang belum dikunjungi atau disentuh oleh wisatawan, dan bahkan ada yang tidak disadiri memiliki keindahan yang menakjubkan yaitu Pegunungan dan Bukitnya. Hal inilah yang membuat seorang produsen ternama di tanah air ini Mira Lasmana mengambil seting film Pendekar Tongkat Emas di Sumba Timur. Sebuah film kolosal yang kebanyakan mengambil seting pegunungan dan bukit.
Sebagai salah satu contoh Gunung Raksasa Tidur. Mungkin banyak orang tidak menyadari keberadaan gunung ini. Pada hal gunung ini tidak begitu jauh dari pusat kota Waingapu, hanya sekitar 22 KM dengan jarak tempuh 15 menit menggunakan sepeda motor. Dan juga hampir setiap hari orang yang menuju Lewa, Sumba Tengah, Sumba Barat dan bahkan Sumba Barat Daya pasti melewati gunung ini. Banyak juga yang hanya sekedar melihat dan tidak sedikit juga yang singgah mengambil foto di gunung ini.

Sepintas terlihat gunung ini tidak jauh berbeda dengan gunung lain pada umumnya. Namun yang menjadi daya tarik tersendirinya adalah bentuknya yang menyerupai sesosok manusia bertubuh besar yang sedang tidur. Oleh karena itu gunung ini disebut Gunung Raksasa Tidur. Selain itu, pesona gunung-gunung Sumba yang dibungkus oleh indahnya savana akan memanjakan mata kita. Apa lagi jika kita sampai berdiri di puncak gunung ini, maka kita akan merasakan kedamaian tersendiri ketika melihat gunung-gunung serta bukit-bukit yang menghampari seluruh Sumba Timur. Anda bisa lihat bentuknya pada foto yang saya sertakan pada tulisan ini.
Sulit untuk menggambarkan keindahan dan keunikan gunung ini jika hanya lewat tulisan atau melihat di foto. Alangkah baiknya kita datang lihat sendiri di lokasi, sehingga kita bisa puas dan bisa mengambil gambar di sana dengan bebas. Tidak sama dengan tempat-tempat indah lainnya yang harus butuh karcis masuk. Cukup hanya dengan kita lewat saja di jalan penghubung antar kabupaten di pulau Sumba, kita sudah bisa lihat langsung ini. Spot paling bagus untuk pengambilan gambar yakni pada pagi hari saat matahari mau terbit atau pada sore hari saat matahari mulai terbenam.
Alangkah baiknya jika mau kunjungi gunung ini secara langusng dan disertai dengan kunjungan ke tempat-tempat indah dan menarik lainnya di Pulau Sumba. Sebagai salah satu contoh, kita mau ke pantai Tarimbang yang berlokasi di daerah selatan Sumba Timur. Tentu dengan sendirinya kita akan melewati gunung yang indah ini.
Selain gunung tersebut, masih ada gunung lainnya yang serupa dengan itu, yaitu Gunung Putri Tidur. Tapi maaf gunung ini belum bisa saya memuat fotonya karena belum sempat saya ambil gambarnya. Demikian tulisan saya saat ini semoga bermanfaat, dan nantikan tulisan-tulisan saya selanjutnya. Jika butuh informasih lebih lanjut tinggal ketik saja di kolom komentar di bahwa artikel ini.


 (Oleh Enos K. Nggongu, S.Pd)

Selasa, 26 April 2016

Doa Syukur dan Syafaat dalam Bahasa Kambera (Sumba Timur)



Doa Kristen Dalam Bahasa Kambera

Bahasa Kambera adalah bahasa yang dipakai oleh masyarakat Sumba Timur pada umumnya. Namun bahasa ini semakin ditinggalkan atau tidak digunakan oleh kebanyakan orang di Sumba Timur. Hal ini disebabkan oleh karena pergeseran pola pikir manusia Sumba bahwa harus menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Pergeseran penggunaan bahasa daerah ke bahasa nasional ini nampak dalam keseharian orang Sumba dalam berkomunikasi. Anak-anak mereka tidak dianjurkan lagi untuk menggunakan bahasa daerah. Sehingga lama kelamaan tidak ada lagi penutur asli bahasa daerah ini. Hal ini juga bisa dilihat dalam situasi peribadatan di gereja (Mayoritas orang Sumba adalah Kristen) yang tidak menggunakan bahasa daerah lagi sebagai bahasa pengantar, melainkan semua gereja-gereja sudah menggunakan bahasa Indonesia.
Namun sebagai jati diri sebuah suku atau wilayah yang ada di Indonesia, bahasa daerah juga memiliki peran yang sangat penting sebagi sebuah hasil budaya yang harus dipertahankan. Meninggalkan bahasa daerah beraarti meninggalkan budaya yang membentuk kita.
Oleh karena itu, demi mempertahankan dan melestarikan bahasa daerah ini maka kita wajib untuk menggunakannya dan mengajarkannya kembali kepada generasi-generasi kita yang baru. Selain itu harus banyak membuat tulisan dalam bahasa Kambera. Berikut ini adalah contoh Doa dalam bahasa Kambera dan artinya dalam bahasa Indonesia.



Doa Dalam Bahasa Kambera
Do Miri, Ala-ma, ma-ni-nggau la awangu madjangga
(Ya Tuhan, Allah kami, Yang ada di langit yang maha tinggi)

Miri-ma ma-panamungu mata ita, ma-patingi wangga-ma la kahilu rongu.
(Tuhan Yang penuh penyayang, yang selalu melihat kami dan selalu mendengarkan kami)

Djapa Miri bau itakama bama hiliru, Djapa miri bau rongu kama lama hangatu
(Tuhan, Meskipun Engkau melihat kami menyimpang, Meskipun Engkau mendengarkan kami menyimpang)

Daingu bana miri bau ka-pipi-kama, Daingu bana miri bau anggara-kama
(Tuhan tetap melindungi kami, Tuhan tetap menjaga kami)

Ba-ndo panunjak ana mamilanggama
(Engkau tidak membiarkan kami kesusahan)



Lailu na nu Do miri, malangu pandua pamalangu wamanggau, ma patakanggau, la hangga la mandapumu.
(Itulah sebabnya Ya Tuhan, kami berterimakasih dan bersyukur kepada-Mu, kami sampaikan di tempat kediaman-Mu)

Ka nadu miri, ba Ndo utu dangu ba ndo ilaha kama.
(Engkau tidak mengikat atau memperhitungkan)

Nggaraha dapa pa lokuma dama dapa tutungu dangu dama dapa deningu la hangga la ma ndapu mu.
(apa yang kami lakukan yang tidak berkenan dan tidak benar di hadapan-Mu)

na djala lapa ngadangu ma, na jala la wangu kariaukuma.
(Salah dalam pikiran kami, salah dalam tutur kata kami)

Mapa hidu eti angu ma patau.  Parehingu miri mapa hidu ya na eti yahangu Mu.
(Menyakiti orang lain, terlebih lagi menyakiti hati kudus-Mu)

Djiadu ya nu do miri, mapa tanda pandua patandanja nyuma la hada tauma.
(Itulah sebabnya ya Tuhan, kami terus dan terus mengingat keberadaan kami sebagai manusia)

Ba nda raka-anna do miri ma hangga lama ndapungu mu.
(Tidak pantas bagi kami, ya Tuhan, menghampiri tahta-Mu)

Djaka nda miri mapanamungu kau, Dja nda miri mapa aingu kau.
(Kalau Engkau bukan Tuhan yang maha penyayang, Kalau Engkau bukan Tuhan yang menebus kami)

Miri, ni le-kawai, hallamaya ka la patingi rongu ya na li panaungu dangu li papiakangu mu.
(Tuhan, kami telah mendengarkan firman-Mu)

Na panaungumu yiana miri mata-kana djadi balangu-ma la laku luri ma,
(Firman-Mu ini, biarlah menjadi penuntun dalam hidup kami)

Mata-ka pekuna Miri bama lakunya na luri yiana, ba djiana pulu-amu napa-kata manu-ama.
(Agar kami dalam menjalankan hidup ini, ya Tuhan, firman-Mulah yang selalu kami pegang)

Bau ita pinggama Miri nyuma yiana ba tau haluput malidjang-kama.
(Engkau lihat dan tahu, ya Tuhan, kami ini manusia yang lemah dan terbatas)

U pamarau kama miri weli lama pakamangu dangu mapa-biatangu,
(Engkau jauhkan kami dari cobaan dan yang menghalangi kami)

mata kapeku na do miri, bama palaku-nya na luri yiana, mataka na tamu mu nyumu a napa palokuma.
(agar kami, ya Tuhan, ketika menjalankan hidup ini, biarlah nama-Mu yang selalu kami puja)

Miri, tandana na kahaunguma, bama tingi rongu ya na pulumu,
(Tuhan, dalam persekutuan kami, saat kami mendengar firman-Mu)

mangandiha da hunggu maraku yiada, dama hala pakahikama welingu la kuru umama ha-atu mara ha-atu-ma.
(kami telah membawa persembahan ini, yang telah kami siapkan dari rumah tangga kami masing-masing)

Mata nyumu wiki a miri ko pamaringu dangu ko pa malalaha.
(Biarlah Engkau sendiri yang memberkatinya)

Dangu ba hunggu maraku mametiha mata kau pakabeliha hunggu maraku maluriha.
(Dan lagi, persembahan ini adalah persembahan yang mati, biarlah Tuhan menjadikan sebagai persembahan yang hidup)

Ndumana paliarangu wanya na tamu mu la kabungguru-Mu yiana.
(Demi keluasan dan kebesaran nama-Mu di Jemaat ini)

Miri, U pamaringu dangu pamalalaha da atamu taumu dama wuangu hunggu maraku yiana,
(Tuhan, Engkau berkati hamba-hamba-Mu yang telah memberikan persmbahan ini)

mata kapekuna nggaraha dapa rama-rama da, badangalanya na ihina, badangalanya na wuana.
(Agar apa yang mereka kerjakan, mereka dapat mendapatkan hasilnya)

Miri, da-dangu-pa lati na pa karaingu manggau,
(Tuhan, masih banyak yang kami pinta di hadirad-Mu)

ka nadu Miri ndama maka a lapa patiki mara hau-haunja la hangga mandapumu,
(Namun Tuhan kami tidak sanggup menyebutkan satu per satu di hadirad-Mu)

wuangu parihiarunggama ngggara-ha napakaraima miri.
(Kiranya Engkau tambahkan apa yang kami pinta Tuhan)

Da njipu njalama u aiaru-anja.
(Dosa dan kesalahan kami, Engkau ampuni)

Makarai do miri, njaba ndama wanya na tutur dangu na tanjima.
(Kami pinta, Ya Tuhan, tidak dengan kebaikan kami)

Djia bama palatanya la ana kamihangumu le miri yehu karitu
(namun kami beralaskan lewat anak-Mu yang tunggal Tuhan kami Yesus Kristus)

ba djia ya na pingi luri,
(Yang adalah sumber kehidupan kami)

kataku dangu kau hiamakiha na hamayangu ma.
(Dengar dan sambut doa kami ini)

Amingu
(Amin)



Oleh
Enos K. Nggongu, S.Pd